Kamis, 11 Maret 2010

ingat satu cerita bahari

Di gelagat tawa masih semerbak selalu canda iringi nuansa

Kebersamaan di gapaian lengan yang tiada lelah menopang dikala gundah

Meski tangis pernah terdera

Satu cerita sahabat terus ukirkan senyum…

Tahu itu duka kita anggap sebagai suka

Dan tawa-tawa meramaikan dunia sendu yang kata orang terasa senyap

Bahkan mensuarakan kecemburuan akan keirian 2 insan yang dimabuk cinta

Tak bohong nan dongeng yang menghanyutkan suasana dikala malam

Tangis itu tersedu dipundak lembut yang melegakan

hingga terlupa mengapa memerah rona pipi di redanya

mengundang raut senyum pejalan kaki yang terengah kala merenungi mendung malam

tahunya ia itu para pencari keriangan, walau waktu ini mesti bersedih

ini bukan dalih melewati ketidakpuasaan dengan kepura-puraan

kami sang empunya hati lembut yang menoreh senyum setelah menangis

karena kesukaran sirna oleh 2 pundak selebar lapang gunung tertinggi

meski ketidak samaan akan ketetapan hati kadang nampak di keegoan

terlewati di keutuhan dalam kepahaman akan saling pengertian bahwa insan tiada yang sempurna

satu lagi kelucuan yang mencerahkan suasana

mengapa perlu saling tengkar membela keangkuhan akan jati diri

beda lah yang mengungkapkan keAgungan Tuhan Yang Maha Sempurna

tak usalah risau nurani akannya, kita taklah sempurna adanya

hingga dalam satu lingkaran kebersamaan utuh yang tak bersudut

saling dekap di pundak-pundak teman dalam berbagi

ingat satu cerita bahari

sang cerita sahabat sejati

1 komentar: